Senin, 25 Juni 2012

KEBUDAYAAN DAERAH MERUPAKAN ALAT MEMPERSATU BANGSA

A. Definisi Kebudayaan.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.


B. PENGERTIAN KEBUDAYAAN MENURUT PARA AHLI.
Berikut akan dijelaskan beberapa pengertian Kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli :
Edward B. Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
M. Jacobs dan B.J. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
Koentjaraningra tKebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
Dr. K. Kupper Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Francis Merill
Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
Bounded et.al Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
Mitchell (Dictionary of Soriblogy) Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
Robert H Lowie Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
Arkeolog R. Seokmono Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

SUMBER :
http://ifzanul.blogspot.com/2009/12/definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli.html
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Ragam Bahasa Di Indonesia

Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan.

Macam-macam Ragam Bahasa :
Ragam Baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
Ragam Cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
Ragam Hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
Ragam Kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
Ragam Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
Ragam Resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
Ragam Tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
Ragam Bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
Ragam Bahasa Perorangan atau Idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin S, dan lain sebagainya.
Ragam Bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.
Ragam Bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.





Macam-macam ragam bahasa yang disebutkan diatas dapat dibedakan lagi menjadi sebagai berikut :
1. Berdasarkan Pokok Pembicaraan :
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa jurnalistik
- Ragam bahasa ilmiah
- Ragam bahasa sastra


2. Berdasarkan Media Pembicaraan :

Ragam lisan antara lain meliputi :
- Ragam bahasa cakapan
- Ragam bahasa pidato
- Ragam bahasa kuliah
- Ragam bahasa panggung

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
- Adanya lawan bicara
- Terikat waktu dan ruang
- Dapat dibantu dengan mimik muka/wajah, intonasi, dan gerakan anggota tubuh
- Unsur-unsur dramatika biasanya dinyatakan dihilangkan atau tidak lengkap

Ragam tulis yang antara lain meliputi :
- Ragam bahasa teknis
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa catatan
- Ragam bahasa surat

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
- Tidak mengharuskan kedatangan/kehadiran pembaca
- Diperlukan ejaan atau tanda baca Kalimat ditulis secara lengkap
- Komunikasi resmi
- Wacana teknis
- Pembicaraan di depan khalayak ramai
- Pembicaraan dengan orang yang dihormati

3. Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara, dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara, diantara nya :
- Ragam bahasa resmi
- Ragam bahasa akrab
- Ragam bahasa agak resmi
- Ragam bahasa santai, dan sebagainya

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
- Faktor Budaya atau letak Geografis
- Faktor Ilmu pengetahuan
- Faktor Sejarah

Sumber :
http://eziekim.wordpress.com/2010/10/10/ragam-bahasa-indonesia/
http://azizturn.wordpress.com/2009/10/12/ragam-bahasa/
http://bloggue-hadi.blogspot.com/2009/10/ragam-bahasa.html
http://organisasi.org/definisi-pengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-pelajaran-bahasa-indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MUNCULNYA ANAK JALANAN

Anak jalanan, sering kita dengar dalam kehidupan yang sangat menyedihkan ini. Kehidupan anak jalanan biasanya paling identik dengan jalanan. Tetapi, sekarang ini di jalan-jalan raya, terminal, stasiun, bahkan tempat-tempat wisata, tempat-tempat ibadah selalu kita lihat mereka disana. Mereka mengamen, meminta-minta, bahkan mencopet dompet-dompet orang yang bukan hak milik mereka.
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. 

Ada beberapa pengertian anak jalanan menurut beberapa ahli hukum, antara lain:
a.       Sandyawan memberikan pengertian bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang berusia maksimal 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan waktunya di jalanan.
b.      Peter Davies memberikan pemahaman bahwa fenomena anak-anak jalanan sekarang ini merupakan suatu gejalaglobal. Pertumbuhan urbanisasi dan membengkaknya daerah kumuh di kota-kota yang paling parah keadaannya adalah di negara berkembang, telah memaksa sejumlah anak yang semakin besar untuk pergi ke jalanan ikut mencari makan demi kelangsungan hidup keluarga dan bagi dirinya sendiri.( 1 )

Adapun anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.       Anak jalanan on the street/road
Kategori anak jalanan on the street/road atau anak-anak yang ada di jalanan, hanya sesaat saja di jalanan, dan meliputi dua kelompok yaitu kelompok dari luar kota dan kelompok dari dalam kota.
b.      Anak jalanan of the street/road
Kategori anak jalanan of the street/road atau anak-anak yang tumbuh dari jalanan, seluruh waktunya dihabiskan di jalanan, tidak mempunyai rumah, dan jarang atau tidak pernah kontak dengan keluarganya. ( 2 )

Adapun ciri-ciri anak jalanan secara umum, antara lain:
a.   Berada di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, temapt hiburan) selama 3-24 jam sehari;
b.   Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, dan sedikit sekali yang tamat SD);
c.   Berasal dari keluarga-keluarga yang tidak mampu (kebanyakan kaum urban, dan beberapa di
      antaranya tidak jelas keluarganya);
d.   Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada sektor informal). ( 3 )

Adanya ciri umum tersebut di atas, tidak berarti bahwa fenomena anak jalanan merupakan fenomen yang tunggal. Penelusuran yang lebih empatik dan intensif ke dalam kehidupan mereka menunjukkan adanya keberagaman. Keberagaman tersebut antara lain : latar belakang keluarga, lamanya berada di jalanan, lingkungan tempat tinggal, pilihan pekerjaan, pergaulan, dan pola pengasuhan. Sehingga tidak mengherankan jika terdapat keberagaman pola tingkah laku, kebiasaan, dan tampilan dari anak-anak jalanan.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab munculnya fenomena anak jalanan, yaitu:
a)      Sejumlah kebijakan makro dalam bidang sosial ekonomi telah menyumbang munculnya fenomena anak jalanan.
b)      Modernisasi, industrialisasi, migrasi, dan urbanisasi menyebabkan terjadinya perubahan jumlah anggota keluarga dan gaya hidup yang membuat dukungan sosial dan perlindungan terhadap anak menjadi berkurang.
c)      Kekerasan dalam keluarga menjadi latar belakang penting penyebab anak keluar dari rumah        dan umumnya terjadi dalam keluarga yang mengalami tekanan ekonomi dan jumlah anggota keluarga yang besar.
d)     Terkait permasalahan ekonomi sehingga anak terpaksa ikut membantu orang tua dengan bekerja ( di jalanan )
e)      Orang tua “mengkaryakan”sebagai sumber ekonomi keluarga pengganti peran yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa.
Faktor Pendorong
Namun banyaknya anak jalanan yang menempati fasiltas-fasilitas umum di kota-kota, bukan melulu disebabkan oleh faktor penarik dari kota itu sendiri. Sebaliknya ada pula faktor-faktor pendorong yang menyebabkan anak-anak memilih hidup di jalan. Kehidupan rumah tangga asal anak-anak tersebut merupakan salah satu faktor pendorong penting. Banyak anak jalanan berasal dari keluarga yang diwarnai dengan ketidakharmonisan, baik itu perceraian, percekcokan, hadirnya ayah atau ibu tiri, absennya orang tua baik karena meninggal dunia maupun tidak bisa menjalankan fungsinya. Hal ini kadang semakin diperparah oleh hadirnya kekerasan fisik atau emosional terhadap anak. Keadaan rumah tangga yang demikian sangat potensial untuk mendorong anak lari meninggalkan rumah. Faktor lain yang semakin menjadi alasan anak untuk lari adalah faktor ekonomi rumah tangga. Dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, semakin banyak keluarga miskin yang semakin terpinggirkan. Situasi itu memaksa setiap anggota keluarga untuk paling tidak bisa menghidupi diri sendiri. Dalam keadaan seperti ini, sangatlah mudah bagi anak untuk terjerumus ke jalan.
Korban dan Pelaku Kriminalitas
Tidak adanya perlindungan orang dewasa ataupun perlindungan hukum terhadap anak-anak ini, menjadikan anak-anak tersebut rentan terhadap kekerasan. Kekerasan bisa berasal dari sesama anak anak itu sendiri, atau dari orang-orang yang lebih dewasa yang menyalahgunakan mereka , ataupun dari aparat. Bentuk kekerasan bermacam-macam mulai dari dikompas (dimintai uang), dipukuli, diperkosa, ataupun dirazia dan dijebloskan ke penjara. Namun, anak-anak itu sendiri juga berpotensi menjadi pelaku kekerasan atau tindak kriminal seperti mengompas teman-teman lain yang lebih lemah, pencurian kecil-kecilan, dan perdagangan obat-obat terlarang.
Aku Anak Siapa?
Penanganan terhadap anak-anak jalanan ini harus bersifat terpadu, tidak hanya melibatkan anak itu sendiri, tapi juga keluarga (kalau masih ada), dan masyarakat (termasuk lembaga pemerintah dan negara). Sangatlah sulit memberdayakan anak-anak itu untuk kembali ke masyarakat karena mereka telah terbiasa hidup dengan norma-norma mereka sendiri, yang kadang kala tidak sesuai atau bahkan bertabrakan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.? Akan lebih sulit lagi apabila? mereka sama sekali sudah terlepas dari orang tua atau keluarga. Mereka perlu diberdayakan untuk bisa melaksanakan fungsinya kembali sebagai pelindung anak. Pemberdayaan juga perlu dilakukan terhadap masyarakat untuk bersedia membuka mata dan hati menerima anak-anak itu sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. Banyak masyarakat yang bersikap apriori terhadap anak-anak jalanan ini. Mereka mengganggap anak-anak itu sebagai sumber gangguan dan kegaduhan, yang perlu disingkirkan jauh-jauh dari mereka.? Semakin banyaknya jumlah anak jalanan juga menunjukkan bukan hanya kegagalan keluarga dan masyarakat tapi juga negara dalam hal ini. Bukankah Indonesia adalah negara peserta yang telah meratifikasi konvensi hak anak PBB yang dalam salah satu pasalnya menyebutkan negara wajib menjamin dan memberikan perlindungan, dan perawatan terhadap kesejahteraan anak?? Bukankah anak-anak tersebut merupakan anak-anak bangsa ini juga?



Sumber :
·         (1)Peter Davies, Hak-hak Asasi Manusia (Jakarta: Yayasan Obor, 1994), hal 69.
·         (2)Tata Sudrajat, Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan (Bandung: Yayasan Akatiga, 1996), h. 151-152.
·         Ibid., h. 152
·         http://jurnaliqro.files.wordpress.com/2008/08/07-ros-67-78.pdf
·         http://candrahardcore.student.umm.ac.id/2010/02/06/kehidupan-anak-jalanan/

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Anarkis

Fenomena Tawuran antar Pelajar
Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah .


Faktor dan Penyebab Timbulnya Tindakan Premanisme
Ada beberapa faktor penyebab munculnya tindakan anarkis ataupun premanisme di negara ini antara lain, faktor mendasar yaitu penerapan ideologi sekulerisme kapitalisme, kedua faktor ekonomi, ketiga karena penegakan hukum yang lemah, dan keempat adalah semua itu akan makin diperparah oleh sistem hukum dinegri ini yang tidak bisa memberikan efek jera bagi pelaku tindakan premanisme ataupun kejahatan.

            Hukuman yang dijatuhkan terhadap preman atau yang melakukan tindakan kejahatan yang terlibat bentrokan bahkan pembunuhan begitu ringan. Hukum dinegri sangat terlihat bisa diperjual belikan, sehingga para preman yang di ajukan ke pengadilan bisa lolos dari jerat hukuman.

           Jikapun mereka dijatuhi hukuman dan penjara, tapi nyatanya mereka masih bisa mengendalikan bisnis premannya. Didalam penjara mereka mendapat kenyamanan tertentu bahkan bisa mendapatkan sejumlah anak buah baru.

          Dari situ lah sudah dapat terlihat bahwa sebab merajalelanya premanisme bukan lagi bersifat individu melainkan sistemik. Sistem yang ada justru menjadi faktor utama. Karenanya itu sudah wajar jika pemberantasan premanisme dalam sistem yang seperti itu akan terus menjadi mimpi.

           Ditengah minimnya lapangan pekerjaan, gaya hidup materialisme, hedonisme dan konsumerisme justru didorong segencar-gencarnya.

           Disisi lain, hal tersebut banyak dipertontonkan banyak pegawai negri, pejabat dan politis yang mendapatkan harta banyak dan bergaya hidup mewah. Bahkan mereka yang korupsi bisa dengan mudah lolos dari jeratan hukum, kalaupun dihikum, sangat ringan, karena semua itu bisa makin mendorong sebagian orang memilih menjadi preman sebgai jalan mudah mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.

           Jadi bila sudah seperti sekarang, negara ini dan sistemnya harus seperti apa dan sistem yang seperti apa yang cocok dipakai oleh negara Indonesia yang sangat luas terbelah-belah pulau yang menjadikan pengawasan pun harus lebih extra serta berbagai karakter suku bangsa.
 


Referensi

Selasa, 08 Mei 2012

Pesan & Kesan Selama Mengikuti Praktik Labintdas

Pesan dan Kesan Praktikum Labintdas (Laboratorium Internet Dasar)
Kesan belajar di Labintdas  dengan ditutor ka arrum sangat-sangat menyenangkan dan apa yang dipelajari juga menjadi bermanfaat buat saya sendiri,yang tadinya hanya mengetahui cara pakainya saja menjadi mengetahui cara membuatnya.

Pesannya terhadap Labintdas dimohon mengganti komputer yang sekarang dengan yang baru ataupun yang sewajarnya agar semua mahasiswa yang praktikum di Labintdas menjadi merasa nyaman dan bisa menggunakan komputer tersebut secara masing-masing.

Cara Membuat Menu Dropdown di Blog

Ada pun langkah – Langkahnya sebagai berikut :


  • Login ke Blogger >> klik Tata Letak >> Edit HTML. 
  • Backup dulu template anda. caranya pasti sudah taulah.. >> Download Template Lengkap 
  • Cari Code :
    ]]></b:skin>
     
  • Copy paste code di bawah ini tepat di atasnya

    /* Navigasi Dropdown Menu */
          #navdropdownmenu{
          background:black; /*Warna Latar Belakang */
          width:100%;
          height:auto;
          margin:0;
          padding:0;
          }
          #navdropdownmenu ul{
          float:left;
          list-style:none;
          margin:0;
          padding:0;
          }
          #navdropdownmenu li{
          list-style:none;
          float:left;
          }
          #navdropdownmenu li a, #navdropdownmenu li a:link, #navdropdownmenu li a:visited{
          color:yellow; /* Warna Teks */
          display:block;
          padding:9px 10px 9px 10px;
          font-size: 12px; /* Ukuran Teks */
          font-family: verdana; /* Jenis font */
          text-decoration:none;
          }
          #navdropdownmenu li a:hover{
          background:yellow; /* Warna latar saat kursor mouse berada di atasnya (hover) */
          color:black; /* Warna teks saat kursor mouse berada di atasnya */
          padding:9px 10px 9px 10px;
          }
          #navdropdownmenu li ul{
          z-index:10;
          position:absolute;
          height:auto;
          width:200px; /* Lebar submenu */
          border-width:1px 0 0 0; /* Tebal garis pinggir submenu */
          border-style:solid;
          border-color:#ffff66; /* Warna garis pinggir submenu */
          }
          #navdropdownmenu li ul li a, #navdropdownmenu li ul li a:link, #navdropdownmenu li ul li a:visited{
          float:none;
          background:black; /* Warna latar belakang submenu */
          width:200px; /* Lebar submenu. Isi dengan nilai yang sama */
          border-width:0 1px 1px 1px; /* Tebal garis pinggir submenu */
          border-style:solid;
          border-color:#ffff66; /* Warna garis pinggir submenu */
          }
          #navdropdownmenu li ul li a:hover{
          background:yellow; /* Latar belakang submenu ketika kursor mouse berada di atasnya */
          color:black; /* Warna teks submenu ketika kursor mouse berada di atasnya */
          }
          #navdropdownmenu li:hover ul, #navdropdownmenu li a:hover ul#submenu, #navdropdownmenu li:hover a:hover ul#submenu{
          z-index:10;
          position:absolute;
          height:auto;
          width:200px; /* Lebar submenu */
          left:auto;
          }
          .ngumpet{
          display:none;
          }
          .muncul{
          display:block;
          }
     
  • Cari kode berikut

    </head>
     
     
  • Ketikkan code berikut diatasnya

    <script>
          var auahgelap = &#39;&#39;;
          function petakumpet(id)
          {
          var menu = document.getElementById(id);
          var sangmantan = menu.className;
          if (sangmantan == &#39;ngumpet&#39;) {
          if (auahgelap != &#39;&#39;) {
          var terlalu = document.getElementById(auahgelap);
          terlalu.className = &#39;ngumpet&#39;;
          }
          menu.className = &#39;muncul&#39;;
          auahgelap = id;
          } else {
          menu.className = &#39;ngumpet&#39;;
          }
          }
          function umpetpetak(id)
          {
          var menu = document.getElementById(id);
          var sangmantan = menu.className;
          if (sangmantan != &#39;ngumpet&#39;) {
          if (auahgelap == &#39;&#39;) {
          var terlalu = document.getElementById(auahgelap);
          terlalu.className = &#39;muncul&#39;;
          }
          menu.className = &#39;ngumpet&#39;;
          auahgelap = id;
          } else {
          menu.className = &#39;muncul&#39;;
          }
          }
          </script>

     
  • Cari kode yang mirip kode berikut.

    <div id='header-wrapper'>
          <b:section class='header' id='header' maxwidgets='1' showaddelement='no'>
          <b:widget id='Header1' locked='true' title='(Judul Blog Anda) (Header)' type='Header'/>
          </b:section>
          </div>

     
  • Dibawahnya, ketikkan kode berikut:

    <div id='navdropdownmenu'>
          <ul id='navdropdownmenu'>
          <li><a href='#'>Home</a></li>
          <li onmouseout='petakumpet(&quot;submenu1&quot;)' onmouseover='umpetpetak(&quot;submenu1&quot;)'><a href='#'>Software PC</a>
          <div class='ngumpet' id='submenu1'>
          <ul>
          <li><a href='#'>Application</a></li>
          <li><a href='#'>Anti Virus</a></li>
          <li><a href='#'>Internet Browser</a></li>
          <li><a href='#'>Utility</a></li>
          <li><a href='#'>Themes</a></li>
          <li><a href='#'>Desktop</a></li>
          <li><a href='#'>Games</a></li>
          <li><a href='#'>Hack Tools</a></li>
          </ul>
          </div>
          </li>
          <li onmouseout='petakumpet(&quot;submenu2&quot;)' onmouseover='umpetpetak(&quot;submenu2&quot;)'><a href='#'>Mobile Software</a>
          <div class='ngumpet' id='submenu2'>
          <ul>
          <li><a href='#'>Application</a></li>
          <li><a href='#'>Games</a></li>
          <li><a href='#'>Themes</a></li>
          <li><a href='#'>Anti Virus</a></li>
          </ul>
          </div>
          </li>
          <li onmouseout='petakumpet(&quot;submenu3&quot;)' onmouseover='umpetpetak(&quot;submenu3&quot;)'><a href='#'>Tips And Tricks</a>
          <div class='ngumpet' id='submenu3'>
          <ul>
          <li><a href='#'>Blogger</a></li>
          <li><a href='#'>Tutorials</a></li>
          <li><a href='#'>Computers</a></li>
          </ul>
          </div>
          </li>
          <li onmouseout='petakumpet(&quot;submenu4&quot;)' onmouseover='umpetpetak(&quot;submenu4&quot;)'><a href='#'>Music</a>
          <div class='ngumpet' id='submenu4'>
          <ul>
          <li><a href='#'>Indo Hits</a></li>
          <li><a href='#'>Rock</a></li>
          </ul>
          </div>
          </li>
          <li><a href='#'>News Update</a></li>
          </ul>
          </div>



    Keterangan:
     
          * Tanda
     # pada kode <a href='#'> adalah link. Ganti dengan URL yang diinginkan
          * Anda bisa menambah atau mengurangi menu diatas.

     
  • Lalu klik >> Simpan Template (Di anjurkan untuk mempratinjau dulu sebelum menyimpan!)
     
  • Lihat Hasilnya..

Tips & Trick SEO

 Belajar seo, sangat umum dan saya sering sekali mendengar kata itu, tapi apa sih sebenarnya yang haru dipelajari agar bisa cepat menguasai tekhnik-tekhnik seo yang jitu dan mujarab. Saya akan mencoba membahas apa saja yang harus dikuasai bagi pemula, minimal bisa menerapkan seo yang baik untuk web baru yang sudah dibuat, jadi siapkan dahulu bahan-bahannya seperti: koneksi internet dan website yang belum dioptimasi.
1.     Basic format
Langsung saja, format dasar seo sebenarnya terletak di: Title/Judul halaman, Meta, yang dibagi menjadi dua yakni meta keyword dan meta description. Sedangkan di Body yang perlu diperhatikan adalah penulisah heading (<H1>, <H2>, <H3>) dan seterusnya, karena penulisan heading sangat berpengaruh dalam proses seo. Sebaiknya gunakan heading dengan ‘bijak’, yakni <H1> sebaiknya untuk judul utama, <H2> untuk sub menu dan seterusnya. Pengaruhnya lumayan dasyat dan hasilnya pun optimal. Hanya dengan menerapkan basic format ini, saya kira semua syarat dari search engine sudah terpenuhi. Memang sih akan ada banyak lagi yang harus dikerjakan, tapi yang penting kan basicnya harus benar dulu.
2.    Pemilihan Keyword
Tahap ini sebenarnya tahap yang paling sulit, karena ditahap ini anda akan mendapatkan tantangan besar untuk menentukan keyword apa yang cocok untuk web anda. Tapi gak perlu takut untuk mencoba, karena master seo pun masih mencoba-coba dalam menentukan keyword apa yang cocok, namun tidak asal coba. Semua itu harus ditentukan dengan tools yang khusus dipakai untuk menentukan keyword. Pakai saja yang gratis, yakni tools yang dipakai untuk google adword, karena tools itu bisa memberikan hasil yang optimal. Tips untuk memilih keyword yakni jangan menggunakan keyword yang lagi populer dan banyak diperebutkan, sebaiknya hindari itu dari pada anda akan cepat putus aza.
3.    Backlink & Blog walking
Ini yang penting. Saya gak perlu menjelaskan ini lebih rinci karena pasti anda sudah tahu tentang ini. Intinya bagaimana web anda bisa dilink oleh web lain yang topiknya sejenis kalau bisa, tapi kalau enggak juga gak apa-apa. Dari pengalaman yang saya liat selama ini link yang tidak setopik memang kurang greget, tapi cukuplah untuk nambah-nambah poin untuk ningkatin pagerank. Demikian juga dengan blog walking, yakni dengan memberikan komentar yang tentunya baik dan relefan dengan topik di sejumlah blog dengan harapan mendapatkan tautan balik ke web kita.

Jumat, 16 Maret 2012

Kebudayaan Daerah Merupakan Sumber Kebudayaan Nasional

Kebudayaan Nasional



Arti Kebudayaan


·         Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitubuddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal.
·         Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.

JENIS-JENIS KEBUDAYAAN


Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya:


·                     Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan
·                     Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
·                     Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah


Masyarakat Indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing adalah plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen (aneka ragam). Pluralitas mengindikasikan adanya suatu situasi yang terdiri dari kejamakan, dan bukan ketunggalan. Sedangkan heterogenitas mengindikasikan suatu kualitas dari keadaan yang menyimpan ketidaksamaan dalam unsure-unsurnya. Artinya, masing-masing subkelompok masyarakat itu beserta dan kebudayaannya bisa sungguh-sungguh berbeda satu dari yang lainnya (Kusumohamidjojo,2000).
Hal yang menonjol dari ciri kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam bentuk komuniti-komuniti sukubangsa, dan digunakannya kesukubangsaan sebagai acuan utama bagi jati diri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pluralisma masyarakat Indonesia dicerminkan oleh banyaknya suku bangsa yang bernaung didalamnya. I8dentitas budaya etnik, terakumulasikan dalam berbagai ruang kultur, misalnya dala bentuk ritual keagamaan, pementasan, kesenian, dll. Terjadinya kemajemukan pada masyarakat Indonesia disebabkan oleh berbagai factor, yaitu : faktor geografis, faktor histories,faktor sosial-budaya, faktor sosial ekonomi, faktor sosial politik, dan faktor sosial psikologis (Sumaatmadja, 1980).
        Di satu pihak kita bangga akan keanekaragaman etnik/budaya yang ada dalam masyarakat kita, namun sesuai dengan konsep rwa bhineda atau oposisi binary, dibalik berkah itu, kemultietnikan mengandung pula musibah, yakni kerawanan akan konflik. Mengingat kenyataan seperti itu maka negara ini hanya bisa bertahan dalam persatuan jika segenap warga dan pemerintahnya memberikan tempat yang pantas pada keanekaragaman tersebut sambil menjalankan penyelenggaraan pemerintahan yang menghormati kemandirian daerah tetapi juga mengkedepankan solidaritas untuk memajukan daerah-daerah diseluruh Indonesia. Komitmen kearah itu tampaknya sudah diupayakan, dan terwujudkan terbukti dari ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah/Otonomi Daerah. Ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang tersebut mengarah kepada pemberdayaan masyarakat lokal dalam segala aspeknya, termasuk bidang kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan daerah/lokal diposisikan sebagai sumber daya bagi pembangunan yang harus dipedomani dan sekaligus diberdayakan, sehingga masyarakat lokal berkembang diatas basis kebudayaannya sendiri (Atmadja, 2000).
Kemajemukan bangsa Indonesia yang disemboyankan dalam Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi Satu) berarti terhimpunnya beragam suku bangsa menjadi satu bangsa. Semboyan ini terwujud oleh adanya dorongan cita-cita sebagai landasan ideal yang dijadikan rujukan dalam perjalanan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.sehubungan dengan hal itulah maka diupayakan merumuskan konsepsi kebudayaan nasional, sebagaimana tampak dari munculnya berbagai pemikiran tentang kebudayaan. Menurut Sultan Alisyahbana, kebudayaan nasional harus diciptakan sebagai sesuatu yang baru dengan mengambil banyaknya unsur-unsur dari kebudayaan Barat, seperti; teknologi,
orientasi ekonomi, keterampilan berorganisasi, dan ilmu pengetahuan. Sedang Sanusi Pane berpendapat bahwa kebudayaan nasional Indonesia sebagai kebudayaan timur harus mementingkan kerohanian, perasaan, dan gotong royong. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Poerbatjaraka, yang menyatakan bahwa dalam membangun kebudayaan baru harus memperhatikan sejarah dan kebudayaan bangsa sendiri. Dengan demikian kebudayaan Indonesia benar-benar berakar pada kebudayaan suku-suku bansa Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak dari kebudayaan daerah. Dalam perkembangan pemikiran tentang kebudayaan nasional tampaknya berbagai pendapat yang berkembang terakomodasi dalam rumusan kebudayaan nasional sebagaimana tertuang dalam ketentuan pasal 32 UUD’45 dan penjelasannya. Dalam pasal 32 UUD’ 45 dinyatakan bahwa pemerintah memajukan kebudayaan nasional. Lebih lanjut dalam penjelasan UUD’ 45 dinyatakan sebagai berikut :
Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai hasil usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan yang lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kea rah kemajuan abad, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dan kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan Indonesia.
Penjelasan tersebut pada dasarnya mengandung makna tentang isi dan arah pengembangan kebudayaan nasional, baik sebagai lambing integritas, lambing keselarasan, dan lambang kemajuan. Sebagai lambang yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan sebagai lambang kesataraan kebudayaan nasional harus berupaya mewujudkankerangka acuan bagi penyelenggara kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdaulat dan menempatkan diri setara dengan kemajuan, kebudayaan nasional harus mampu merangsang kreativitas pembaharuan menuju peradaban ( Symbol of modernization ) ( Budhisantoso, 1997 ). Sehubungan dengan hal tersebut maka Poespowardoyo mengemukakan bahwa dalam mengembangkan kebudayaan nasional perlu memperhatikan asas-asas pokok yang terkandung dalam pancasila ( asas ketuhanan, asas kemanusiaan yang adil dan beradab, asas kesatuan bangsa, asas kerakyatan, dan asas keadilan ) dan asas-asas penguat seperti asas kebhinekaan, asas kreativitas, asas ketuhanan, asas kekeluargaan, dan asas keberlangsungan hidup bangsa ( Supartono, 2001 ). Sehingga kebudayaan nasional benar-benar menjadi gagasan kolektif, dan fungsional dalam setiap dinamika masyarakat Indonesia.
Kebudayaan nasional menurut Kontjaradiningrat mempunyai dua fungsi, yaitu:
(1) sebagai suatu system gagasan dan perlambang yang memberikan identitas kepada warga negara Indonesia.
(2) sebagai suatu system gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara Indonesia yang berbhineka untuk saling berkomunikasi, dan memperkuat solidaritas.



Sejarah Timbulnya Berbagai Macam Kebudayaan Daerah

Budaya timbul dari turun temurun kebiasaan dan pola pikir nenek moyang kita yang di ajarkan baik melalui perbuatan, lisan dan mitos-mitos yang berkembang di Zaman tersebut.  Indonesia adalah Negara yang begitu luas dan memiliki ciri khas memiliki banyak pulau-pulau yang terpisah oleh lautan dan selat, memiliki sejarah perkembangan budaya yang tidak sama dan membuat kebudayaan itu menjadi semakin beragam. Daerah yang berada dalam satu wilayah pun kadang mengalami perbedaan perkembangan kebudayaan. Hal ini karena adanya perbedaan intensitas budaya asing yang masuk ke masing-masing daerah. Pada zaman dulu banyak para pedagang asing yang singah di negara indonesia, mereka akan membawa budayanya mereka kepada masyarakat indonesia yang menjadi berkembang dan tertanam sejak jaman itu dan perbedaan periode (lama waktu) intervensi budaya luar terhadap budaya lokal daerah. Para pedagang asing itu pasti memiliki periode waktunya untuk mendatangi pulau indonesia. Bahkan untuk negara-negara yang jauh dari kawasan Indonesia harus menempuh jalur yang sangat jauh. Hal ini juga mempengaruhi terjadinya perbedaan waktu tentang masuknya budaya. Dan ada juga hal dimana pedagang asing hanya berlabuh singkat di indonesia,maka budaya yang akan di serap juga berbeda.

faktor –faktor utama tersebut berperan dalam membentuk budaya Indonesia saat ini yang begitu beragam. Dalam perkembangannya,Unsur religi melatar belakangi perkembangan budaya. Unsur tersebut melahirkan pandangan hidup dan Pola pikir. Religi selalu hadir dalam bentuk apa pun di setiap kebudayaan etnik di dunia. Tak terkecuali etnik di Nusantara. Bentuk Religi dalam wujudnya yang paling pertama adalah menghormati kekuatan yang mengisi ruang alam. Kekuatan tersebut mencakup kekuatan negatif maupun positif. Tak bisa disangkal bahwa kedua kekuatan tersebut hadir dalam kehidupan manusia. Kekuatan tidak berbentuk dan dapat menghuni berbagai ruang seperti bebatuan, sungai, pepohonan atau lembah.
Saat peradaban mulai berkembang, religi menyesuaikan bentuknya dengan pemikiran manusia. Ketua kelompok dipilih oleh anggotanya berdasarkan konsep Primus Interpares (yaitu orang yang paling unggul di antara para unggulan). Selama menjadi pemimpin, ketua kelompok diharuskan sanggup menyelenggarakan pesta jasa (fiest of merit) pada seluruh anggotanya. Pesta tersebut bisa berupa pendirian monumen untuk mengenangnya. Monumen tersebut biasanya berbentuk punden berundak, dengan menhir yang menjulang tegak di atasnya. Jika meninggal, roh ketua kelompok akan mendiami puncak-puncak gunung bersama roh leluhur. Roh ketua kelompok dapat dipanggil sewaktu-waktu rakyatnya memerlukan pertolongan dengan memasuki menhir yang menjadi simbolitas. Dengan demikian lahirlah Religi Pemujaan terhadap Arwah Leluhur (ancestor worship) di Nusantara.
Demikianlah ketika agama besar dunia hadir ke kehidupan penduduk di kepulauan Nusantara pada awal tarikh Masehi. Dalam bidang religi, nenek moyang kita sudah mempunyai dasar yang baik, yaitu sudah bisa mengidentifikasikan kekuatan supranatural. Mereka sudah mampu mengatur warganya sesuai dengan pandangan hidup terhadap kekuatan supranatural. Mereka juga mampu menciptakan kesenian yang didedikasikan untuk kekuatan supranatural, dan masih banyak lagi bentuk apresiasi lainnya untuk alam supranatural. Agama Hindu dan Buddha yang diterima secara luas di Jawa, Sumatera, Bali, dan sedikit di Kalimantan sebenarnya merupakan pembungkus dari ritual pemujaan terhadap arwah leluhur. Agama Islam, Kristen, Katholik yang datang menyusul mendapatkan sambutan yang baik dan berkembang dengan subur di beberapa wilayah berbeda Nusantara. Perbedaan pendalaman agama-agama besar itu terjadi karena akulturasi dengan lapisan kebudayaan yang sudah mengendap sebelumnya. Hingga dewasa ini kehidupan religi di Indonesia berjalan dengan baik, rasa toleransi, dan melanjutkan tradisi tetap hidup, di antara etnik-etnik besar atau pun kecil.
Budaya Indonesia mulai berkembang sejak Zaman:
a.         Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka memburu binatang, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan sebagai makanan. Mereka belum bisa bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan memburu. Mereka membuat pakaian dari kulit binatang tangkapan mereka. Selain itu, mereka telah pandai menggunakan api untuk memasak, memanaskan badan dan mengusir binatang.
b.         Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)
Ketika masa mesolitikum, penduduk Indonesia sudah mulai hidup dengan cara menetap dan sudah mulai bercocok tanam secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka, disamping berburu hewan dan menangkap ikan. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche).
·         Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang berisi siput, kerang dan barang-barang hasil kebudayaan seperti kapak genggam, ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera.
·         Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Ditemukan didaerah Madiun, Besuki, Timor dan Rote.
c.            Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Zaman batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang kehidupanpun terjadi.
Setelah masa Neolitikum, kemudian kebudayaan Indonesia berlanjut kemasa zaman logam. Hal ini ditandai dengan dikenalnya tekhnik untuk mengecor / mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan kedalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka perlukan.
Pada masa kekuasaan Hindu-Buddha, masyarakat bisa mengangkat negeri ini hingga mencapai kejayaan. Masyarakat saat ini masih merasa ikut memiliki peninggalan peradaban tersebut, misalnya peninggalan kerajaan Sriwijaya atau Mataram Kuno. Peninggalan tersebut rupanya bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghidupan masyarakat saat ini. Wisatawan berdatangan untuk melihat peninggalan sejarah yang dijadikan sebagai objek wisata, mengagumi kejayaan masa lalu. Hal itu membuktikan bahwa sistem sosial masyarakat di masa lalu tidaklah buruk, bahkan mereka mampu membangun karya monumental yang membanggakan.
Masa kejayaan Islam merupakan kebanggaan bagi sebagian masyarakat. Hal itu ditimbulkan dari anggapan bahwa keberhasilan penyebar agama Islam mampu menanamkan kekuasaan di Nusantara. Masyarakat yang tadinya tidak beragama / kafir, bisa diubah menjadi masyarakat yang bermartabat dan agamis. Agama Islam menjadi rujukan pembuatan tata nilai atau seluruh tindakan sosial di Nusantara.
Beberapa kesultanan didirikan oleh bangsa Arab atau setidaknya mengadopsi nama-nama Arab yang menandakan mereka adalah Islam. Istilah “sulthan” menjadi sebutan bagi penguasa di berbagai kerajaan kecil yang mampu bertahan. Pertikaian antarkelompok mewarnai kerajaan-kerajaan Islam. Di Aceh, pengikut Hamzah Fansyuri diburu dan seluruh buku karangan Hamzah Fansyuri pun dibakar. Pengikut Ar Raniri, orang Arab dari Kerala, membantu mempertahankan kelangsungan Islam di Aceh.
Penyebar Islam di Jawa kebanyakan merujuk pada satu dewan wali yang dikenal dengan Walisongo. Beberapa anggotanya seperti Sunan Kalijogo, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Gunung Jati, kyai Pandan Aran masih menjadi tokoh yang sangat dikagumi hingga masa kini. Di Sulawesi ada kesan khusus pada satu tokoh Islam karena dianggap sebagai simbol perlawanan pada kaum kafir, orang Belanda, yaitu Syeh Yusuf yang diasingkan ke Afrika Selatan.
Masyarakat Islam Indonesia pada masa kini belum berhasil menghasilkan sesuatu yang bermakna. Mungkin satu-satunya peninggalan kerajaan Islam yang tersisa adalah “Serat Centhini di Jawa”, yang berupa sebuah ensiklopedi yang cukup tebal. Serat itu mungkin hanya tertandingi oleh “La Galigo” dari Sulawesi Selatan yang mungkin dibuat pada masa Kerajaan Sawungaling. Masyarakat saat ini tidak mampu bersatu untuk menciptakan karya-karya monumental seperti masa dahulu.
Masa pendudukan Belanda di Indonesia merupakan masa-masa paling gelap. Bangsa Indonesia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berkembang sebagai suatu bangsa yang mandiri. Kita hanya bisa mengagumi bagaimana bangsa Jepang mampu bertahan dan melakukan restorasi Meiji yang terkenal sehingga menyejajarkan kedudukan Jepang dengan bangsa-bangsa Barat.
Selanjutnya, orang-orang yang digolongkan ke kelompok ‘abangan’ ini mampu melahirkan ide-ide cemerlang untuk bangsa. Kita semua mengenal nama-nama seperti Tan Malaka, Douwes Dekker, atau bahkan Bung Karno. Tokoh-tokoh tersebut telah merintis jalur ke arah kemerdekaan dan memungkinkan pembebasan bangsa ini dari segala bentuk penjajahan baik fisik, ekonomi, dan mental spiritual.
Sejak 1945, setelah Jepang menyerah pada sekutu, bangsa Indonesia merasa bebas dan bersatu mendirikan negara Indonesia.Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila menjadi landasan falsafah bangsa. Sebagai landasan idiologi yang mengambarkan ciri khas negara indonesia tidak di miliki negara lain.